hit counter


Minggu, 23 November 2014

Pro dan Kontra Unit Link

Pro dan Kontra Unit Link  

Pro dan Kontra Unit Link
Image by : Feminagroup
Di antara berbagai persoalan mengenai asuransi, produk bernama unit link hadir dan menambah “keruwetan”.
Pasalnya, sejumlah nasabah dari produk yang mengabungkan fungsi proteksi dan investasi itu mulai banyak yang mengeluh, bahkan memutuskan menutup polis lantaran investasi mereka merugi.

Salah satu persoalan itu, menurut Freddy Pieloor, CFP, perencana keuangan dari Money Love, sekaligus penulis buku Jangan Beli Unit Link, Bila Anda Tidak Paham Benar, adalah investasi nasabah yang diserahkan perusahaan asuransi kepada manajer investasi, untuk dikelola di instrumen investasi reksadana.

“Nasabah tidak tahu siapa manajer investasinya, bagaimana performanya, apakah perusahaan asuransi benar-benar menginvestasikan uang nasabah dan apakah investasi tersebut betul-betul sesuai dengan keinginan nasabah,” ujarnya. “Belum lagi kalau sewaktu-waktu manajer investasi bangkrut, nasabah yang bakal terkena getahnya. Apabila ini terjadi, maka tak hanya investasi nasabah yang berantakan, namun proteksinya juga “

Menurut Freddy, ketimbang menyerahkan nasib kepada orang, kenapa tidak membeli sendiri reksadana, yang pasti jauh lebih murah dibandingkan unit link, yang berbiaya lebih tinggi dan berfungsi investasi tidak maksimal.

Namun, menurut Safir Senduk, perencana keuangan, sebetulnya sah-sah saja mengambil produk yang satu itu. “Karena, toh, tidak semua orang mempunyai kemauan, kemampuan dan waktu untuk melakukan investasi sendiri,” ujarnya. “Semua ada plus dan minus, jadi pilihan di tangan Anda sepenuhnya, tergantung kebutuhan.”
Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar