hit counter


Minggu, 30 November 2014

Sudah Berhemat, Tetapi Tak Kunjung Kaya?

Sudah Berhemat, Tetapi Tak Kunjung Kaya? 

Sudah Berhemat, Tetapi Tak Kunjung Kaya?
Image by : Istimewa
Setiap kali gajian, Anda langsung menyisihkan gaji untuk ditabung dan membayar tagihan asuransi. Anda bahkan hanya menyisakan 40-50 persen untuk menopang biaya hidup, bertahan hidup dari satu hari gajian menunggu hari gajian yang akan datang. Dengan kata lain Anda berhemat mati-matian, bahkan sampai-sampai cenderung kelihatan kere.

Lalu, dengan pengetatan ikat pinggang seperti itu, kok, Anda merasa tidak semakin kaya. Bahkan lebih kuat perasaan stres dalam mengatur segala pengeluaran dengan bujet yang sangat terbatas. Apa yang salah?

Pada kenyataannya, menjadi kaya memang didukung dengan jumlah tabungan yang besar. Tetapi yang harus Anda sadari adalah tabungan hanya salah satu indikator, dan itupun bisa tercapai, bila jumlah tabungan Anda memang sangat besar. Namun kondisi saat ini tak begitu simpel karena Anda lagi-lagi harus memperhitungkan faktor yang bernama inflasi, yang sangat rakus memakan nilai tabungan Anda.

Untuk itu Anda harus menambah dua indikator kekayaan, yaitu aset dan investasi. Aset adalah segala sesuatu yang Anda miliki secara de facto dan de jure. Tanah warisan, misalnya, apabila belum Anda balik namakan, secara de facto adalah milik Anda, tetapi secara de jure, bukan atau masih belum diakui di muka hukum. Perhiasan emas, kendaraan, rumah dan segala yang bisa dimiliki – dibuktikan dengan surat kepemilikan – adalah hal-hal yang tergolong dalam aset.

Bagaimana dengan investasi? Investasi adalah salah satu kendaraan yang bisa dipakai untuk menahan kerakusan inflasi. Apabila inflasi di suatu waktu mencapai enam persen per tahun, maka investasi bisa memberi Anda return atau pengembalian modal sebesar 10 bahkan 60 persen. Keuntungan Anda langsung jelas terlihat, dikaji dari perbandingan antara tingkat inflasi dan return investasi. Dan inilah jawaban dari pertanyaan yang menjadi judul di atas. Bandingkan dengan suku bunga tabungan yang hanya dua persen per tahun atau deposito yang 3,75 persen per tahun.

Namun sebelum Anda terburu nafsu berinvestasi, kenali dahulu delapan langkah dasar berinvestasi, yang dibagi oleh Hari ‘Soul’ Putra, finansial motivator WF 19 Technology Inc., berikut ini:

Pahami tujuan berinvestasi. Misalnya, untuk dana pendidikan atau dana pensiun. Lalu tetapkan berapa lama jangka waktu berinvestasi, misalnya, jangka pendek satu tahun, jangka menengah atau panjang

Kenali profil risiko. Apakah Anda tipe investor konservatif, moderat atau agresif? Ini berkait dengan “kerelaan” Anda dalam kehilangan uang investasi. Hah? Kehilangan uang? Ya, investasi memiliki faktor risiko. Apabila Anda ingin mendapatkan hasil yang berlimpah, tentu investasi itu memiliki risiko tinggi.

Pelajari alternatif investasi yang tersedia. Misal, saham A dilihat dari sejarah dan kondisi perusahaan, serta tren dalam 10-20 tahun terakhir, dan bandingkan dengan saham sejenis.

Pahami risiko yang berkaitan dengan tiap alternatif investasi. Khusus untuk saham, beberapa risiko yang muncul antara lain: Tidak mendapat dividen, capital loss, perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, saham di-delist dari bursa, atau saham di-suspend oleh pihak regulator.

Tentukan batas investasi sesuai kemampuan keuangan Anda. Jangan sampai berutang untuk berinvestasi karena investasi adalah sesuatu yang tidak pasti, sedangkan utang adalah sesuatu yang pasti, yang harus Anda bayar, suka atau tidak, cepat atau lambat.

Tentukan strategi investasi. Jangan berinvestasi untuk iseng-iseng atau coba-coba. Be serious or you will lost your money. Pelajari berbagai strategi investasi dengan mengikuti seminar-seminar yang diadakan perencana keuangan atau membaca berbagai literatur.

Manfaatkan jasa profesional. Apabila Anda belum atau tak kunjung memahami wahana investasi, jangan ragu memanfaatkan jasa para profesional di bidang perencana dan investasi keuangan.

Pertahankan tujuan. Yang dimaksud adalah jangan bertindak emosional dan serakah. Ambil keuntungan yang cukup dan pertumbuhan yang signifikan. Ingat, terkadang investasi sama dengan berjudi. Bedanya, investasi adalah sesuatu yang bisa diukur, sedangkan judi cenderung tidak. Persamaannya, dapat membuat orang jadi serakah dan terpuruk.
Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar