Good Money Habbit
Image by : Feminagroup
Rasanya semua orang ingin hidup sejahtera, tanpa harus mengkhawatirkan kondisi keuangannya.Meski
uang
bukan ukuran absolut untuk menentukan kebahagiaan seseorang, tapi hidup
tentu tak bisa dipisahkan dari uang. Ekstremnya, tak ada yang gratis di
dunia ini. Bahkan untuk buang air pun, orang harus membayar. Itulah
sebabnya kita bekerja, kadang sampai siang dan malam, demi memperoleh
uang.
Tapi berapa pun besar jumlah
uang yang
didapatkan, ada saja orang-orang yang senantiasa merasa tak cukup. Namun
ada juga yang tetap bisa mencukupi kehidupan mereka meski jumlah
uang
yang didapatkan sedikit. Ya, kepala boleh sama hitam, tapi kalau soal
mengelola keuangan, setiap manusia memiliki kebiasaan yang perilaku yang
berbeda.
Jadi tak heran jika Indri yang rutin membuat resolusi
keuangan setiap awal tahun, malah keteteran begitu hendak mewujudkannya.
“Ya, keteteran itu karena ia punya kebiasaan jelek dalam mengelola
keuangan,” kata Ligwina Hananto, financial planner dan CEO Quantum Magna
Financial di Jakarta, yang biasa membantu klien-kliennya merencanakan
keuangan mereka.
Menurut Ligwina, jika kebiasaan buruk seseorang
dalam mengelola keuangan itu tidak diubah, maka kondisi keuangannya
akan terus mengkhawatirkan, bahkan bukan tidak mungkin menjadi
terseok-seok. Karena itu, menurut Ligwina lagi, sebaiknya seseorang
memiliki
good money habit, yaitu kebiasaan untuk menyelamatkan
uang
gaji setiap bulan dari diri kita sendiri. “Yang membuat kacau keuangan
itu adalah diri kita, bukan kenaikan biaya atau harga. Makanya, kalau
buat saya, bukan menabung lagi, tapi menyelamatkan uang,” kata Ligwina.
“Kalau dulu, ada sisa
uang baru menabung, sekarang kita
switch and activate our money, sehingga kita bisa memastikan, keadaan keuangan kita tidak lebih besar pasak daripada tiang.”
Caranya?
Pertama, kita harus membuka sebuah rekening baru, yang terpisah dari
rekening gaji bulanan. Sebut saja rekening kedua itu rekening tabungan.
Jadi begitu menerima gaji, segera keluarkan minimal 10% dari gaji itu,
dan masukkan ke rekening tabungan. Untuk memudahkan, kita bisa juga
meminta bank untuk secara otomatis memindahkan
uang tersebut ke rekening tabungan setiap bulan sesudah tanggal gajian.
Besar
atau kecilnya jumlah gaji tidak menjadi masalah, tapi berapa bagian
dari gaji kita yang berhasil diselamatkan. “Di Jakarta, penyakit nomor
satu adalah tidak bisa menyelamatkan
uang untuk diri kita sendiri di masa mendatang. Hal ini karena kita cuma memikirkan hidup kita sekarang,” kata Ligwina.
Jika nanti telah terbiasa menyisihkan, menyelamatkan dan memindahkan
uang
ke rekening terpisah, kita bisa memperbesar persentasenya. “Ada klien
saya yang bisa menyisihkan 30 – 50% dari gajinya. Tapi itu juga setelah
beberapa tahun. Nggak bisa sekejap. Pelan-pelan saja dulu,” saran
Ligwina.
Kedua, buat target dana untuk rekening tabungan, agar
kita jadi tertantang untuk memenuhi target tersebut. “Jadi kalau belum
mencapai target, kita harus menambahkan terus, dan belum boleh memakai
uang dalam rekening itu,” kata Ligwina.
Sebagai
awal, kita bisa menentukan target rekening tabungan sebesar 1 x gaji.
“Saya biasanya mengajak mereka yang masih single atau sudah menikah tapi
belum mempunyai anak untuk menargetkan paling tidak 4 x gaji di
rekening kedua,” ungkap Ligwina.
Lama kita mencapai target juga
berbeda-beda, tergantung kemampuan kita. Tapi kalau mampu memenuhinya
dalam sekejap, lakukan saja. Jika tidak sanggup, pelan-pelan saja.
mungkin kita bisa memenuhi target itu dalam waktu sebulan atau dua
bulan, tapi ada juga yang perlu waktu setahun, tiga tahun, bahkan lima
tahun untuk itu. Tak masalah.
Target 4 x gaji yang diselamatkan
ke rekening tabungan itu berfungsi sebagai dana darurat. “Seandainya
kita tiba-tiba dipecat dari pekerjaan, kita masih bisa bertahan hidup
setidaknya sampai empat bulan ke depan, hingga kita mendapatkan
pekerjaan baru,” tutur Ligwina.
Kemudian, bisa ditambahkan 1 x gaji lagi ke rekening tabungan, yang akan dijadikan dana untuk berlibur. “
Everybody needs a break.
Kalau kita tinggal di Jakarta nggak liburan, bisa gila, ya?” seloroh
Ligwina. Selanjutnya, kita juga dapat menambahan 1 x gaji lagi sebagai
dana berbelanja. Total target rekening kedua pun bertambah menjadi 6 x
gaji. Jadi, tetap boleh berbelanja, kok, meski sedang menabung. Tapi
mengambil uangnya bukan lagi dari rekening gaji. Yang perlu diingat,
apakah saat ingin berbelanja dari rekening kedua itu, memang ada 1 x
gaji untuk dana belanja?
(Imelda Suryaningsih)
Add to Cart
More Info