hit counter


Minggu, 14 Desember 2014

Good Money Habbit

Good Money Habbit 

Good Money Habbit
Image by : Feminagroup
Rasanya semua orang ingin hidup sejahtera, tanpa harus mengkhawatirkan kondisi keuangannya.

Meski uang bukan ukuran absolut untuk menentukan kebahagiaan seseorang, tapi hidup tentu tak bisa dipisahkan dari uang. Ekstremnya, tak ada yang gratis di dunia ini. Bahkan untuk buang air pun, orang harus membayar. Itulah sebabnya kita bekerja, kadang sampai siang dan malam, demi memperoleh uang.

Tapi berapa pun besar jumlah uang yang didapatkan, ada saja orang-orang yang senantiasa merasa tak cukup. Namun ada juga yang tetap bisa mencukupi kehidupan mereka meski jumlah uang yang didapatkan sedikit. Ya, kepala boleh sama hitam, tapi kalau soal mengelola keuangan, setiap manusia memiliki kebiasaan yang perilaku yang berbeda.

Jadi tak heran jika Indri yang rutin membuat resolusi keuangan setiap awal tahun, malah keteteran begitu hendak mewujudkannya. “Ya, keteteran itu karena ia punya kebiasaan jelek dalam mengelola keuangan,” kata Ligwina Hananto, financial planner dan CEO Quantum Magna Financial di Jakarta, yang biasa membantu klien-kliennya merencanakan keuangan mereka.

Menurut Ligwina, jika kebiasaan buruk seseorang dalam mengelola keuangan itu tidak diubah, maka kondisi keuangannya akan terus mengkhawatirkan, bahkan bukan tidak mungkin menjadi terseok-seok. Karena itu, menurut Ligwina lagi, sebaiknya seseorang memiliki good money habit, yaitu kebiasaan untuk menyelamatkan uang gaji setiap bulan dari diri kita sendiri. “Yang membuat kacau keuangan itu adalah diri kita, bukan kenaikan biaya atau harga. Makanya, kalau buat saya, bukan menabung lagi, tapi menyelamatkan uang,” kata Ligwina. “Kalau dulu, ada sisa uang baru menabung, sekarang kita switch and activate our money, sehingga kita bisa memastikan, keadaan keuangan kita tidak lebih besar pasak daripada tiang.”

Caranya? Pertama, kita harus membuka sebuah rekening baru, yang terpisah dari rekening gaji bulanan. Sebut saja rekening kedua itu rekening tabungan. Jadi begitu menerima gaji, segera keluarkan minimal 10% dari gaji itu, dan masukkan ke rekening tabungan. Untuk memudahkan, kita bisa juga meminta bank untuk secara otomatis memindahkan uang tersebut ke rekening tabungan setiap bulan sesudah tanggal gajian.

Besar atau kecilnya jumlah gaji tidak menjadi masalah, tapi berapa bagian dari gaji kita yang berhasil diselamatkan. “Di Jakarta, penyakit nomor satu adalah tidak bisa menyelamatkan uang untuk diri kita sendiri di masa mendatang. Hal ini karena kita cuma memikirkan hidup kita sekarang,” kata Ligwina.

Jika nanti telah terbiasa menyisihkan, menyelamatkan dan memindahkan uang ke rekening terpisah, kita bisa memperbesar persentasenya. “Ada klien saya yang bisa menyisihkan 30 – 50% dari gajinya. Tapi itu juga setelah beberapa tahun. Nggak bisa sekejap. Pelan-pelan saja dulu,” saran Ligwina.

Kedua, buat target dana untuk rekening tabungan, agar kita jadi tertantang untuk memenuhi target tersebut. “Jadi kalau belum mencapai target, kita harus menambahkan terus, dan belum boleh memakai uang dalam rekening itu,” kata Ligwina.

Sebagai awal, kita bisa menentukan target rekening tabungan sebesar 1 x gaji. “Saya biasanya mengajak mereka yang masih single atau sudah menikah tapi belum mempunyai anak untuk menargetkan paling tidak 4 x gaji di rekening kedua,” ungkap Ligwina.

Lama kita mencapai target juga berbeda-beda, tergantung kemampuan kita. Tapi kalau mampu memenuhinya dalam sekejap, lakukan saja. Jika tidak sanggup, pelan-pelan saja. mungkin kita bisa memenuhi target itu dalam waktu sebulan atau dua bulan, tapi ada juga yang perlu waktu setahun, tiga tahun, bahkan lima tahun untuk itu. Tak masalah.

Target 4 x gaji yang diselamatkan ke rekening tabungan itu berfungsi sebagai dana darurat. “Seandainya kita tiba-tiba dipecat dari pekerjaan, kita masih bisa bertahan hidup setidaknya sampai empat bulan ke depan, hingga kita mendapatkan pekerjaan baru,” tutur Ligwina.

Kemudian, bisa ditambahkan 1 x gaji lagi ke rekening tabungan, yang akan dijadikan dana untuk berlibur. “Everybody needs a break. Kalau kita tinggal di Jakarta nggak liburan, bisa gila, ya?” seloroh Ligwina. Selanjutnya, kita juga dapat menambahan 1 x gaji lagi sebagai dana berbelanja. Total target rekening kedua pun bertambah menjadi 6 x gaji. Jadi, tetap boleh berbelanja, kok, meski sedang menabung. Tapi mengambil uangnya bukan lagi dari rekening gaji. Yang perlu diingat, apakah saat ingin berbelanja dari rekening kedua itu, memang ada 1 x gaji untuk dana belanja? (Imelda Suryaningsih)
Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar