hit counter


Minggu, 07 Desember 2014

“Menggoda” Investor Lewat Proyeksi Keuangan

“Menggoda” Investor Lewat Proyeksi Keuangan 

“Menggoda” Investor Lewat Proyeksi Keuangan
Image by : Istimewa
Ide bisnis sudah mantap Anda pikirkan. Dari hulu ke hilir, semuanya sudah settle. Namun persoalan modal menghalangi Anda untuk mewujudkan ide tersebut. Tak ada jalan lain kecuali mencari investor lain yang dapat membantu Anda menjalankan ide bisnis tersebut.
Tapi, apa saja yang harus dipersiapkan? Jawabannya adalah proyeksi keuangan yang dipresentasikan kepada calon investor.

Menurut Mike Rini, Sutikno, CFP, financial planner di MRE Financial & Business Advisory, investor biasanya akan menjadikan poin proyeksi keuangan sebagai salah satu penilaian yang cukup penting.

“Ini berarti bagaimana prediksi Anda dalam mengalokasikan dana serta mencari dana menjadi hal yang penting dalam kelangsungan sebuah usaha bisnis,” ujar Mike.

Lalu, apa saja yang harus ada dalam proyeksi keuangan tersebut?

Dana start- up yang dibutuhkan. Ini merupakan total keseluruhan dana yang akan dikeluarkan sebagai modal awal untuk menyelenggarakan usaha bisnis.

“Hal tersebut meliputi aset bisnis sampai pada dana operasional yang diperkirakan untuk penyelenggaraan bisnis,” jelas Mike “Anda juga harus mencantumkan dari mana perkiraan sumber-sumber dana yang akan Anda peroleh, apakah dari investor, donatur, kreditor, modal pribadi dan sebagainya.”

Selanjutnya, Mike menyarankan Anda untuk melakukan perhitungan prediksi dana yang ada dengan dana yang akan dikeluarkan, di mana selisihnya merupakan kebutuhan kekurangan dana perusahaan yang harus dicari.

“Di dalam sebuah bentuk proyeksi keuangan yang lebih profesional, maka Anda perlu mengisi secara detail seluruh kebutuhan perusahaan,” ungkap Mike. “Mulai dari anggaran gaji perbulan, berbagai pajak, biaya hukum, biaya pendirian perusahaan, tempat, perijinan, perlengkapan kantor, promosi, dan lain-lain.”

Proyeksi Untung atau Rugi. “Apakah sebuah usaha yang dijalankan akan untung atau merugi, ini harus ada perhitungannya di atas kertas,” jelas Mike. “Untuk itu pengusaha harus membuat perhitungan perkiraan atau proyeksi Laba/Rugi Usaha dan Neraca. Laba/Rugi.”

Mike menjelaskan bahwa kedua hal tersebut adalah perkiraan penjualan realistis yang ditargetkan serta perkiraan biaya pembelian bahan baku – atau Harga pokok penjualan, dan biaya-biaya  operasional. Selisih perkiraan penjualan dikurangi pembelian dan biaya operasional dapat menghasilkan gambaran  keuntungan atau kerugian usaha.

”Dari proyeksi Laba/Rugi ini maka dapat kita ketahui apakah usaha bakalan untung atau tidak,” kata Mike. ”Jika di atas kertas hasilnya untung, maka Anda boleh meneruskan usahanya. Namun jika di atas kertas malah merugi maka sebaiknya segera mengevaluasi biaya-biaya usaha.”

Kerugian tersebut bisa jadi berasal dari bahan baku yang terlampau mahal, terjadi pemborosan biaya operasional atau biaya sewa tempat usaha terlalu tinggi. Dengan demikian Anda bisa mencari cara bagaimana agar biaya tersebut dapat dihemat.
Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar