hit counter


Jumat, 05 Desember 2014

Bersiasat dengan Cicilan Utang

Bersiasat dengan Cicilan Utang 

Bersiasat dengan Cicilan Utang
Image by : Istimewa
Manusia memang tidak terlepas dari keinginan dan kebutuhan untuk memiliki sesuatu. Namun, saat keinginan dan kebutuhan tersebut tidak didukung kondisi finansial yang memadai, maka berutang atau mengambil cicilan utang adalah jalan paling lazim.

Semua orang juga pasti mahfum bahwa utang memiliki dua sisi, yaitu baik dan buruk. Sisi baiknya, apabila utang tersebut membuat seseorang menjadi produktif, misalnya utang digunakan untuk menjalankan usaha yang dapat menghasilkan laba guna membayar utang. Sisi buruk, bila ternyata seseorang berutang hanya untuk membeli hal-hal yang konsumtif, yang tidak dapat menambah aset pribadi.

Namun menurut perencana keuangan dari ZAP Finance, Prita Ghozie, dalam acara "Meet the Expert: Mendeteksi Problematika Keuangan Keluarga dan Solusinya", kerja sama Reader's Digest Indonesia dan Dell, sesungguhnya ada utang konsumtif yang dimaklumi.

Prita mencontohkan, pembelian mesin cuci dengan fasilitas cicilan 12 bulan. Alasannya, karena mesin cuci umumnya berusia panjang – sampai tiga tahun – sebelum akhirnya rusak.

Demikian pula dengan kulkas, yang boleh dicicil selama setahun saat kulkas lama Anda rusak. Alasannya, kerugian lebih besar berupa bahan makanan yang rusak bakal dialami, bila Anda menunda-nunda membeli kulkas karena tidak ada uang tunai yang cukup untuk membeli kulkas baru.

Bagaimana dengan gadget, seperti smart phone atau ponsel pintar? Menurut Prita, hal tersebut tergantung karakter Anda. Apabila Anda termasuk orang yang jarang gonta-ganti ponsel atau sulit tergiur dengan tawaran ponsel anyar, kredit ponsel selama setahun sah-sah saja.

Tetapi, kalau Anda tergolong gadget freak, alias mereka yang harus memiliki ponsel teranyar, Prita sangat tidak menyarankan mengambil utang cicilan. Hal itu karena dalam setahun, paling tidak sebuah merek mengeluarkan dua ponsel tercanggihnya. Bisa-bisa, kredit Anda belum lunas, Anda sudah menumpuk kredit baru yang tak kalah memberatkan.
Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar