hit counter


Jumat, 12 Desember 2014

Siapkan Ini Dulu Sebelum Menikah

 Siapkan Ini Dulu Sebelum Menikah 

Siapkan Ini Dulu Sebelum Menikah
Image by : Istimewa
Tahukah Anda bahwa menemukan belahan jiwa hanya salah satu permasalahan untuk memasuki jenjang pernikahan?
Karena mempersiapkan pernikahan bukan sekadar menemukan belahan hati, lalu selesai. Nyatanya, mempersiapkan pernikahan sama sekali tidak romantis.

Itu sebabnya ada yang mengatakan, pernikahan adalah proses pendewasaan yang sesungguhnya, di mana calon mempelai harus bisa menyelaraskan banyak hal, sekaligus terbuka satu sama lain.

Jadi, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, Anda dan pasangan wajib meluruskan hal-hal berikut:

Biaya-biaya pernikahan. Coba tanyakan kepada diri sendiri dan pasangan, jenis upacara dan pesta pernikahan apa yang diinginkan. Anda boleh saja mempunyai keinginan, tetapi ujung-ujungnya money talks, alias, berapa banyak uang yang Anda miliki? Apakah dengan jumlah uang tersebut dapat memenuhi keinginan? Kalau tidak, apa saja yang Anda rela buang dari rencana idaman? Dan yang terpenting, kalau bujet yang Anda miliki ternyata kurang, dari mana uang untuk membayar biaya-biaya yang timbul nanti?

Tinggal di mana? Sebelum menikah, diskusikan di mana Anda akan tinggal setelah menikah. Kalau sudah mempunyai rumah sendiri mungkin tak terlalu sulit, walaupun terkadang ada faktor lain, misalnya karena orang tua calon pasangan sudah lansia, maka Anda harus tinggal di rumah mertua. Atau, mengontrak dekat rumah orang tua sehingga dapat mengawasi mereka. Bahkan keputusan kos dekat kantor, harus ditentukan, kantor siapa? Anda atau pasangan? Lalu, yang terpenting, memperhitungkan biaya yang timbul, dengan konsekuensi masing-masing.

Belanja rumah tangga. Upayakan membuat rencana belanja rumah tangga bulanan sehingga calon mempelai tahu besar biaya yang harus dicari atau dipersiapkan. Gunakan metode negosiasi karena pada dasarnya Anda dan calon pasangan adalah dua orang yang berbeda, dengan perbedaan kebutuhan pula. Selalu pula berpikir realistis, terutama bila Anda atau calon pasangan selama ini masih didukung oleh orang tua yang mampu, sementara penghasilan pasangan dan Anda tidak mungkin memenuhi gaya hidup tersebut.

Hati-hati kartu kredit. Saat sumber keuangan lain sudah tak bisa diandalkan, biasanya kartu kedit jadi andalan. Maklum, pola pikir berbelanja tanpa uang sudah cukup kuat menempel. Nah, sebaiknya sebelum menggunakan kartu kredit, Anda harus membuat skema atau simulasi pembayaran. Jadi Anda tahu bahwa Anda bisa membayar kartu kredit tersebut dengan cicilan sebesar jumlah tertentu. Buat bujet cicilan aman dan “lampu merah”. Maksudnya, apabila cicilan beranjak dari jumlah yang telah Anda dan calon pasangan tentukan, maka alarm tanda bahaya Anda harus berbunyi. Oh ya, harap diingat, karena Anda belum menjadi pasangan resmi, utang kartu kredit adalah tanggung jawab masing-masing
Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar