hit counter


Minggu, 07 Desember 2014

Siapa Takut Jadi Freelancer, Asal…

Siapa Takut Jadi Freelancer, Asal… 

Siapa Takut Jadi Freelancer, Asal…
Image by : Istimewa
Berprofesi sebagai freelancer memang menjanjikan keleluasaan waktu. Namun sayangnya sistem kerja tersebut juga rentan dari sisi penghasilan, apalagi kalau Anda kurang disiplin.

Tingkat disiplin para freelancer bahkan dapat dikatakan harus lebih tinggi dari para pekerja kantoran. Tentu saja. Para pekerja kantoran yang bekerja 9 to 5 memiliki kepastian bahwa tiap bulan mereka akan memperoleh jumlah penghasilan yang sama dari kantornya. Sehingga mereka dapat melakukan perencanaan dan pembayaran yang sama selama tiap bulannya pula.

Sementara para freelancer tidak memiliki kepastian pendapatan, sehingga setiap bulan merupakan tantangan tersendiri untuk menjawab, ‘apakah biaya-biaya yang timbul secara bulanan dapat ditutupi oleh penghasilan bulan ini.

Untuk itu, silakan simak teknik pengelolaan keuangan bagi para freelancer. Ingat, semua ini berbasis disiplin.

Pengeluaran. Pertanyaan utama, berapa pengeluaran Anda setiap bulan? Hitung berapa tagihan listrik, air, asisten rumah tangga, uang sekolah anak, cicilan kredit, makan, dan sebagainya. Hitung pula berbagai pengeluaran tahunan seperti asuransi, perpanjangan STNK, THR, zakat, dan sebagainya.

Penghasilan. Seluruh pengeluaran Anda tersebut menjadi dasar berapa uang yang harus Anda hasilkan dalam sebulan dan setahun. Tapi jangan lupa untuk menghitung gaji Anda sebagai freelancer. Misalnya, di kantor Anda digaji Rp10 juta, maka minimal jumlah yang sama harus Anda dapatkan dalam sebulan, plus keuntungan bagi “perusahaan” Anda. Itu sebabnya sangat masuk akal bila Anda memiliki dua tabungan, untuk membagi antara penghasilan pribadi, dan penghasilan “perusahaan”.

Dana darurat. Ini yang kerap digembar-gemborkan para perencana keuangan. Mereka mengatakan bahwa Anda sebaiknya memiliki setidaknya 12 kali pengeluaran bulanan. Ini merupakan hal yang masuk akal, karena dana darurat lah yang akan menghidupi Anda dan keluarga saat Anda tidak mendapatkan job. Letakkan dalam rekening terpisah seperti tabungan, deposito, dan instrumen investasi seperti reksadana, serta emas. Sebaiknya, Anda sudah punya dana darurat sebelum memutuskan untuk menjadi freelancer. Tapi, kalau tidak, maka Anda harus giat menabung sejalan karier Anda sebagai freelancer.

Asuransi. Karena Anda tidak tergabung di sebuah perusahaan, maka Anda dapat dikatakan “telanjang”, tanpa perlindungan asuransi kesehatan maupun jiwa. Sebagai freelancer, Anda sesungguhnya wajib memiliki kedua jenis asuransi ini sebagai proteksi. Untuk asuransi kesehatan, tak hanya Anda, melainkan juga seluruh anggota keluarga.

Utang. Sebaiknya, saat Anda memutskan menjadi freelancer, Anda dan keluarga sudah terbebas dari utang terutama yang jangka panjang seperti KPR. Sebab utang bakalan menjadi beban bagi Anda dalam meraih penghasilan dan mengumpulkan tabungan.

Selalu berpikir taktis dan strategis. Banyak dari kita yang tergoda membelanjakan uang yang sebetulnya belum kita pegang. Misalnya, sebagai pegawai kantoran, menjelang lebaran amat gampang membeli ini itu karena berharap memperoleh THR. Padahal, segala kemungkinan bisa saja terjadi. Nah, disiplin untuk menghindari diri melakukan hal ini harus lebih kuat bagi para freelancer. Alias, jangan menghamburkan uang saat Anda baru dijanjikan sebuah proyek. Karena bisa saja proyek itu batal karena berbagai hal yang seringkali tidak masuk akal.
Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar