hit counter


Rabu, 19 November 2014

Memahami Strategi Investasi: Dollar Cost Averaging


Memahami Strategi Investasi: Dollar Cost Averaging 

Memahami Strategi Investasi: Dollar Cost Averaging
Image by : AFP
Setiap orang yang berinvestasi, apapun jenis investasinya, pasti berharap akan menangguk untung alias profit. Kalau bisa untung yang diperoleh adalah yang paling besar, tentunya.

Namun, alam berinvestasi tidaklah demikian. Karena ada kalanya suatu investasi memberikan keuntungan besar di satu waktu, namun di waktu lain investasi yang sama tersebut justru menyebabkan kerugian besar. 

Penyebabnya sangat banyak, termasuk mengenai pengetahuan sang investor tentang instrumen investasi yang dia pilih, dan pemahaman mengenai ekonomi secara makro dan mikro. Ribet? Sudah pasti.

Tetapi hal itu bisa sedikit diubah dengan sebuah metode investasi bernama Dollar Cost Averaging (DCA), yang selama ini dikenal mudah dan sederhana serta dapat dilakukan oleh siapa saja. 

“Kata-kata “dollar” karena metode ini berawal dari AS yang menggunakan mata uang dollar,” ujar Edhi S. Widjojo, president director AXA Asset Management Indonesia. “Dollar  dapat dengan mudah diganti dengan “rupiah” untuk menyesuaikan dengan mata uang yang digunakan dalam berinvestasi.”

Pada intinya DCA adalah metode investasi secara reguler dalam jumlah uang yang sama di suatu periode yang spesifik, dalam bentuk investasi saham atau reksadana. Dengan berinvestasi secara reguler, maka investor tetap akan melakukan pembelian ketika harga saham turun maupun naik. Ketika turun, saham yang dibeli tentu jumlkahnya banyak, dan sebaliknya. Pada akhir periode, selisih pembelian di harga beli tinggi dan rendah, dan jumlah saham yang dimiliki, yang menentukan keberhasilan investasi Anda.

Dengan kata lain, menurut Edhi, DCA merupakan strategi investasi secara rutin setiap periode tertentu tanpa memperdulikan pergerakan pasar.

“Tujuannya untuk mengurangi risiko investasi akibat fluktuasi pasar alias market volatility,” tegas Edhi. 

Edhi menjelaskan bahwa DCA sangat cocok untuk para investor pemula yang tidak perlu memperdulikan pergrakan pasar atau market timing. “Karena investasi dilakukan secara “cicilan”, maka tidak perlu menunggu jumlah yang besar untuk memulainya.
Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar