hit counter


Selasa, 06 Januari 2015

Mitos-Mitos tentang Investasi Saham

Mitos-Mitos tentang Investasi Saham 

Mitos-Mitos tentang Investasi Saham
Image by : Istimewa
Saham adalah salah satu instrumen investasi yang sudah lama keberadaannya di Indonesia. Walau demikian popularitas instrumen investasi ini baru bermula sejak akhir 1990an.

Walau demikian, menurut Ngaturduit.com berinvestasi saham masih merupakan hal yang asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Itu mengacu pada data yang diungkap oleh Bursa Efek Indonesia di per Oktober 2014, yaitu baru ada sekitar 600.000an pelaku investasi di pasar saham, dan sebagian besar adalah investor dari luar negeri.

Rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia ditengarai menjadi penyebab hal di atas. Apalagi masih ada saja mitos-mitos yang salah mengenai investasi saham yang beredar di masyarakat. Ini dia:

Butuh modal besar. Besarnya modal yang dibutuhkan untuk berinvestasi di pasar saham kerap kali menjadi alasan yang biasa dilontarkan. Namun, per Januari 2014 BEI sudah membuat peraturan minimal pembelian saham sebesar 1 lot yaitu 100 lembar. Dengan peraturan ini tentu masyarakat bisa membeli saham karena menjadi terjangkau harganya.

Saham = Judi. Pandangan ini muncul karena melihat aksi jual beli dalam waktu singkat yang terjadi. Tanpa memiliki pengetahuan yang cukup tentang berinvestasi maka seorang investor akan melakukan jual dan beli saat mendengar rumor, mengikuti apa kata orang lain, dan faktor emosional ketika melihat harga saham yang dibeli naik. Jika tujuan Anda adalah untuk berinvestasi, maka jangan terpengaruh hal tersebut. Lain halnya jika tujuannya Anda adalah trading atau berdagang. Itupun Anda harus melengkapi dengan berbagai ilmu trading saham. Memang, tidak ada satupun yang tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah saham akan naik atau turun. Namun seorang investor bisa mempelajari kinerja masa lalu yang ada. Dengan memiliki ilmu dan tujuan, baik berinvestasi maupun trading bukanlah judi.

Risiko Tinggi. Setiap investasi – apapun jenisnya – memiliki risiko. Lalu, apakah hal itu membuat Anda batal berinvestasi? Seharusnya tidak. Karena, dengan tidak berinvestasi uang Anda juga memiliki risiko berkurangnya daya beli. Disinggung sebelumnya, setelah memiliki pengetahuan dan tujuan, investor tentu juga harus memahami risiko dari berbagai investasi. Untuk itu, tanyakan kepada diri sendiri, ‘apakah berinvestasi saham cocok untuk saya?’ Prinsipnya, untuk mengurangi risiko investasi saham lebih cocok untuk investasi jangka panjang bukan jangka pendek.
Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar